بسم الله الرحمن الرحيم وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وآله دلائل الخيرات وشوارق الأنوار في الصلاة على النبي المختار -صلى الله عليه وآله وسلم- للإمام العارف بالله : سيدي محمد الجزولي قدس الله سره **** هذه نسخة نفيسة جدا بخط العارف الكبير سيدي ولي الله تعالى سيدي محمد بن القاسم القندوسي قدس الله روحه.
 

LATIFATUL QALBIYAH

Amalan ini di dasari dengan jalan memelihara keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada Allah Swt, agar senantiasa tetap akan hadirnya Allah Swt pada masuk dan keluarnya nafas, dalam menarik dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat serta hadir bersama Allah Swt di dalam hati sanubari, ingat kepada Allah saat keluar masuknya nafas guna memudahkan jalan dekat kepada Allah Swt dan di ridhaiNya.
Kajian ini sangat berguna untuk jalan atau membuat seorang anak manusia (hamba) supaya dapat mengontrol dirinya agar jangan sampai lupa kepada Allah Swt, di samping dengan ibadah fardhu (wajib) yang di lakukan sebagai sifat penghambaan dan pengabdian terhadap Allah Swt, amalan ini jika di lakukan dengan rutin (istiqamah) dapat menjaga seorang hamba dari sifat lalai atau lupa kepada Allah Swt yang di sebabkan oleh bisikan syetan pada jalan – jalan atau pintu masuk yang halus daripada manusia, jadi inilah upaya untuk jalan menuju kepada Allah Swt yang Maha Agung dan Maha Suci.
Penerapan dalam kesehariannya salah satunya menjaga jika ia (salik) berjalan, mestilah selalu menundukkan kepalanya, kalau tidak dapat di khawatirkan membuat hati bimbang dan ragu, maka dari tu kita harus memelihara hati.
Terjadinya perpindahan sifat – sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah, kepada sifat – sifat kemalaikatan yang bersih dan suci lagi penuh dengan ketaqwaan, karena itu wajiblah kita mengontrol hati, agar dalam hati kita tidak ada rasa cinta kepada makhluk selain dari Allah Swt, setiap salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah Swt dalam segala hal keadaan, baik di suasana sunyi maupun di tengah keramaian dunia.
Suluk dalam hal ini terbagi dari 2 (dua) bagian, yakni ; Khalwat Lahir, yaitu orang yang sunyi di tengah keramaian, dan Khalwat Bathin, yaitu orang yang suluk senantiasa musyahadah kepada Allah Swt dan menyaksikan rahasia – rahasia Allah Swt, walaupun berada di tengah keramaian, dalam arti kata berkekalan dzikir (ingat) kepada Allah Swt, baik dzikir izmu zat dengan membaca Allah…Allah…Allah maupun dengan dzikir napi istbat menyebut La ilahaa illallah, sampai yang di sebut itu terlihat di dalam dzikir yang hadir dan datang.
Di luar suluk yang resmi, seorang salik harus memelihara hatinya dari kemasukan sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya sedapat mungkin di dalam kesadarannya yang jernih, jika terjadi yang demikian walaupun hanya sebentar dapat menjadi masaalah besar, hal ini tidak boleh terjadi dalam ajaran ibadah cara thariqat.
Tawajjuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah yang menyaksikan keindahan kebesaran dan kemuliaan Allah Swt terhadap Nur Zat Ahdiyah, cahaya yang maha esa dengan tiada seumpama dengan apapun juga dan tanpa di sertai dengan kata – kata, hal ini dapat di capai oleh seorang hamba dalam menjalani ibadah cara suluk setelah dia mengalami fana dan baqo yang sempurna
Pelajaran dalam ajaran ini ada mempunyai beberapa tingkatan yang di sesuaikan dengan tahap kebersihan jiwa dan hasil daripada pengamalan dzikirnya terhadap Allah Swt, dengan di bimbing oleh seorang guru mursyid tentunya pada pembelajaran ini, semakin dekat seorang hamba dengan khalikNya, maka semakin naik pulalah tahapan tingkatan kajiannya dalam memperdalam ajaran dzikir ini, tingkatan dari ajaran dzikir ini terdiri sebagai berikut :
 bersambung

0 komentar:

Posting Komentar